Beton menjadi salah satu material penting dalam sebuah struktur bangunan. Beton dikelompokkan menjadi dua jenis yaitu beton bertulang dan tidak bertulang.
Dalam pembuatannya, beton harus memiliki kualitas yang ditentukan sesuai design perencanaan, untuk itu diperlukan pengujian untuk mengetahui kualitas dari beton tersebut. Berikut beberapa jenis parameter yang bisa digunakan untuk uji beton.
Uji Kuat Tekan Beton (Compression Test)
Uji tekan atau compression test dengan menggunakan mesin uji hidraulic yang diberikan tekanan, bertujuan untuk mengukur kekuatan beton. Sehingga nanti didapati hasil diangka kekuatan berapa beton tersebut akan crack dan kemudian angkanya dikonversi kedalam kg/m2.
- Persiapkan silinder dengan diameter 15 cm dan tinggi 30 cm yang diberikan minyak moulding.
- Masukan beton ke dalam silinder
- Lakukan penusukan pada setiap lapisannya sampai 25 kali.
- Ratakan bagian atas adukan lalu tandai dengan goresan untuk identifikasi benda uji.
- Diamkan adukan beton selasa 24 jam, setelah itu rendam dalam air disesuaikan dengan waktu umur beton yang diinginkan.
- Siapkan mesin uji hidraulic untuk melakukan uji tekan beton.
Slump Test
Berbeda dengan uji kuat tekan, slump test dilakukan untuk mengetahui kadar air beton untuk mengetahui mutu beton. Langkah pengujiannya adalah sebagai berikut.
- Kerucut diisi dengan tiga lapisan beton segar, masing-masing dipadatkan sebanyak 25 kali menggunakan batang penusuk.
- Setelah penuh, kerucut diangkat secara vertikal, dan tinggi beton yang “melorot” diukur dengan menggunakan meteran ukur.
- Selisih tinggi awal dengan tinggi akhir disebut slump.
Hammer Test
Hammer test merupakan pengujian yang umum dilakukan pada beton precast yang sudah dibuat untuk mengukur kekuatan selimut beton, apakah sudah sesuai dengan kekuatan yang ditentukan. Pengujian ini dilakukan menggunakan alat hammer test pada bagian muka beton/dinding beton. Pastikan permukaan beton rata dan memiliki ketebalan selimut beton sesuai anjuran. Pengujian ini dilakukan hingga 20 titik pada bidang yang sama.
Uji Kuat Lentur (Flexure Concrete)
Kuat lentur merupakan nilai lentur maksimal dari beton yang diletakkan di atas tumpuan kemudian dibebani pada setiap 1/3 dari bentang sehingga menghasilkan tekanan yang mengakibatkan terjadinya tegangan tarik pada bagian bawah permukaan beton dan tekanan pada bagian atas permukaan beton. Untuk caranya adalah sebagai berikut.
- Siapkan benda uji berukuran 15 x 15 x 60 cm.
- Rawat (curing) beton selama 28 hari.
- Letakkan benda uji di mesin uji lentur.
Uji Ketahanan Beton terhadap Tekanan Air (Water Permeability)
Pengujian ketahanan beton terhadap penetrasi air kedalam beton. Karena secara umum beton memiliki pori-pori yang bisa menyebabkan air masuk kedalam selimut beton. Test ini dilakukan untuk mengetahui tingkat kepadatan beton dan daya serat beton terhadap air. Di bawah ini adalah langkah pengujiannya.
- Buat 3 bedan uji berukuran 20 x 20 x 12 cm.
- Setelah 28 hari, diuji di laboratorium dengan tekanan air 5 bar selama 72 jam.
- Setelah 72 jam, benda uji dibelah dan diukur jarak penetrasi air kedalam beton. Standarnya adalah air tidak boleh meresap kedalam pori-pori beton lebih dari 5 cm.
Anicon Precast, pabrikan precast berstandar SNI dan tersertifikasi ISO
Itulah beberapa metode uji yang umum digunakan untuk uji beton dalam proses fabrikasi beton precast. Melakukan uji beton secara periodik sebagai salah satu cara menjamin kualitas produk dan menjamin produk memenuhi standar yang telah ditentukan. Anicon precast memiliki bermacam produk dan ukuran saluran untuk kebutuhan drainase. Temukan kebutuhan untuk proyek anda dengan menghubungi kami. Anicon Precast, terpercaya karena kualitas.